Kendala Beli Minyak Goreng dengan PeduliLindungi: Pedagang di Mataram Tak Pakai Android
ntb.jpnn.com, PASAR MANDALIKA - Sosialisasi pembelian minyak goreng curah melalui aplikasi PeduliLindungi di Kota Mataram,Nusa Tenggara Barat (NTB) menemui banyak kendala.
Para pedagang di pasar tradisional dan ibu-ibu yang membeli minyak goreng tidak terlalu paham dengan aplikasi PeduliLindungi.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto menyebutkan, rata-rata pedagang adalah ibu-ibu yang tidak punya ponsel dengan sistem Android maupun IOS.
"Tetapi kami tetap akan coba agar tahu kendalanya di mana. Kalau PeduliLindungi dinilai kurang maksimal, pembelian akan kami terapkan dengan NIK," katanya.
Untuk kegiatan sosialisasi dan uji coba ini, Disdag telah menurunkan timnya di beberapa pasar tradisional, terutama pasar besar seperti Pasar Induk Mandalika, Kebon Roek, Pagesangan, Dasan Agung, dan Pasar ACC Ampenan.
"Karena mulai turun hari ini (28/6), kami belum tahu apa kendala yang dihadapi di lapangan," kata Uun menjawab pertanyaan wartawan.
Terkait dengan kebijakan pemerintah ini, pembelian minyak goreng curah sesuai harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau nomor induk kependudukan (NIK).
Sosialisasi pembelian minyak goreng curah menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau NIK itu dilakukan selama dua minggu sekaligus dilakukan uji coba.
Kendala membeli minyak goreng dengan aplikasi PeduliLindungi di Mataram: pedagang tak pakai ponsel Android
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News