Ferdy Sambo Minta Maaf Korbankan Penyidik, Tatapannya Penuh Makna
ntb.jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Mantan Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri Ferdy Sambo akhirnya mengakui satu hal penting dan meminta maaf.
Ia mengaku telah mengorbankan para penyidik yang awalnya mengusut kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Terdakwa pembunuhan berencana terhadap Brigadir J itu menyampaikan pengakuan dan permintaan maafnya kepada para mantan penyidik yang dihadirkan sebagai saksi pada persidangan atas perkaranya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (29/11).
"Terkait dengan pernyataan kenapa saya harus mengorbankan para penyidik, saya ingin menyampikan permohonan maaf kepada adik-adik saya," kata Ferdy Sambo di kursi terdakwa PN Jaksel.
Pada persidangan itu, jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan sembilan saksi, termasuk AKBP Ridwan Soplanit, AKP Rifaizal Samual, Ipda Arsyad Daiva Gunawan, dan Bripka Danu Fajar Subekti.
Ridwan Soplanit adalah mantan kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Jaksel.
Alumnus Akpol 1995 itu merupakan penyidik pertama yang tiba di tempat kejadian perkara (TKP) kematian Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jaksel, pada 8 Juli 2022 petang.
Namun, Ridwan Soplanit dijatuhi sanksi demosi selama delapan tahun karena dianggap tidak profesional dalam menangani kematian Brigadir J.
Ferdy Sambo mengakui perbuatannya yang mengorbankan penyidik dalam mengusut kematian Brigadir J
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News