Hukuman Terdakwa Korupsi Benih Jagung Berkurang, 2 Tahun Lebih Ringan

Apabila dibandingkan dengan putusan pengadilan tingkat pertama, putusan kasasi Husnul Fauzi jauh lebih ringan.
Ketika di Pengadilan Negeri Tipikor Mataram, Husnul Fauzi divonis 13 tahun penjara dan denda Rp 600 juta subsider 4 bulan kurungan.
Dengan adanya penerimaan petikan putusan dari Mahkamah Agung, Kelik memastikan bahwa pihaknya sudah meneruskan kabar tersebut kepada para pihak, baik jaksa penuntut umum maupun terdakwa Husnul Fauzi.
"Hari ini kami teruskan salinan petikan kepada masing-masing pihak," ucapnya.
Terkait dengan putusan kasasi untuk tiga terdakwa lain, yakni pejabat pembuat komitmen (PPK) Wayan Wikanaya dan penyedia benih, yakni Direktur PT Wahana Banu Sejahtera (WBS) L. Ikhwanul Hubby dan Direktur PT Sinta Agro Mandiri (SAM) Aryanto Prametu, Kelik mengatakan bahwa pihaknya belum menerima dari Mahkamah Agung.
"Jadi, baru terdakwa Husnul saja yang sudah turun petikan putusannya. Untuk terdakwa yang lain, belum ada," kata Kelik.
Diketahui bahwa pengadaan benih pada tahun 2017 menelan anggaran Rp 48,25 miliar. Distribusi benih dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama dikerjakan PT SAM dengan anggaran Rp 17,25 miliar untuk pengadaan 480 ton benih jagung.
Terdakwa Husnul Fauzi dijatuhi hukuman penjara 2 tahun lebih ringan atas keterlibatannnya dalam kasus korupsi pengadaan benih jagung tahun 2017
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News