Jargon Transparansi Polri Hanya Isapan Jempol
ntb.jpnn.com, JAKARTA - Johnson Panjaitan mengaku gerak-gerik dan kesalahannya sedang diincar oleh kelompok tertentu.
Salah satu kuasa hukum keluarga Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tersebut mengungkapkannya saat mengikuti diskusi publik bertema Membangun Pengawasan Demokrasi Polri di Hotel Grand Mahakam, Jakarta Selatan, Kamis (1/9).
Pakar hukum sekaligus aktivis itu tidak menyebut secara detail pihak mana yang mengincar kesalahannya.
Dia hanya mengatakan telah menyiapkan dokumen-dokumen pro-justitia untuk berdebat dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang diagendakan juga hadir dalam diskusi publik tersebut.
"Saya tadinya bersiap-siap untuk berdebat, bertarung kalau Kapolri datang ke sini. Karena itu saya sengaja membawa semua dokumen catatan pro-justitia. Semua lengkap. Karena saya tahu saya lagi diincar untuk dicari kesalahan," ujar Johnson Panjaitan, salah satu pengacara keluarga Brigadir J itu.
Menurutnya, jargon transparansi yang selama ini diserukan pihak kepolisian dalam pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J tersebut hanya sebatas isapan jempol.
"Kepolisian itu kalau bicara transparan berarti hanya melibatkan Kompolnas, Komnas HAM dan LPSK," pungkas Johnson.
Sebelumnya, Johnson mengungkapkan kekecewaannya setelah tidak diperbolehkan untuk mengikuti rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J.
Jargon transparansi yang diserukan Polri dalam penanganan kasus pembunuhan Brigadir J hanya isapan jempol
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News