Sastrawan Umbu Landu Paranggi dan Nasib Literasi NTB
Ia mengaku secara emosional dekat dengan penulis misterius tersebut.
Bahkan, ia sering bertemu dan belajar kepada Umbu di Bali.
"Saya sering bertemu di Bali, ngobrol dan belajar," katanya.
Umbu Wulang Landu Paranggi adalah sastrawan Indonesia yang berasal dari Sumba. Ia lahir di Sumba pada 10 Agustus 1943, wafat pada 6 April 2021 dalam usia 77 tahun.
Hari tua Umbu Wulang Landu Paranggi dihabiskan di "Pulau Dewata", Bali, untuk membimbing anak-anak muda yang ingin belajar sastra.
Umbu banyak berjasa dalam membimbing seniman-seniman ternama, seperti Emha Ainun Najub, Eko Tunas, Korie layun Rampan, Linus Suryadi A.G., dan Ebiet G. Ade.
Hingga saat ini, karya-karya puisi Umbu Landu Paranggi masih banyak dibawakan oleh seniman-seniman di Indonesia, tiga di antaranya yang terkenal, "Apa Ada Angin di Jakarta", "Doa", dan "Ibunda Tercinta". (antara/ket/JPNN)
Untuk mengenang sang sastrawan Umbu Landu Paranggi, Antara melaksanakan acara diskusi sekaligus untuk mendukung gerakan literasi NTB
Redaktur & Reporter : Ni Ketut Efrata Fransiska
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News