Budidaya Maggot di Mataram Sukses, Denmark Beri Pujian
"Sebelumnya, sejumlah penggiat Lingkungan Hidup juga datang dari Kalimantan dan Sumatera yang ingin melihat langsung proses pengolahan sampah melalui budi daya maggot," katanya.
Menurut Kemal, budi daya maggot efektif mengurangi sampah rumah tangga yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), sebab dengan fasilitas yang ada saat ini dalam sebulan bisa mencapai 5 ton.
"Jumlah sampah yang diurai maggot ini sesuai dengan produksi maggot per bulan. Artinya, jika per bulan kita bisa produksi 5 ton, maka sampah yang diurai juga mencapai 5 ton," katanya.
Sampah rumah tangga yang menjadi pakan maggot seperti sisa makanan, buah dan sayur, melalui budi daya maggot dinilai efektif.
Apalagi pangsa pasar maggot cukup menjanjikan terutama untuk pakan ikan dan unggas.
"Untuk sementara maggot kita jual ke peternak Rp 6.000 per kilogram dengan sistem hutang atau dibayar setelah peternak ikan panen," katanya.
Menyinggung tentang potensi pendapatan daerah (PAD) dari budi daya maggot, Kemal mengatakan, PAD bukan menjadi tujuan utama melainkan bagaimana mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi.
"Potensi PAD tetap akan kita pikirkan, dengan terlebih dahulu menyiapkan payung hukum sebagai sebuah pendapatan daerah yang sah," katanya. (antara/ket/jpnn)
Negara Denmark melirik program budidaya maggot di Mataram yang menjadi satu-satunya di Indonesia
Redaktur & Reporter : Ketut Efrata
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News