Filosofi Hidup dalam Pementasan Teater "Sebuah Salah Paham"

Pertunjukan yang diawali Si Buta memainkan harmonika dengan sumbang dan datanglah Si Pincang dengan menggunakan kursi rodanya menghampiri Si Buta.
Si Buta mendapat harapan dari Si Pincang, namun harapan tersebut dipatahkan oleh Si Pincang.
Di akhir pertunjukan, Si Pincang dan Si Buta akhirnya kembali bersama.
Aktor dari pertunjukan ini merupakan aktor senior yang ada di Teater Tastura. Syahirul mengatakan, proses latihan berlangsung selama satu bulan sebelum hari pertunjukan
Dirinya juga menyebutkan, kendala terbesarnya selama proses latihan adalah pembagian waktu karena baik aktor dan tim memiliki kesibukan masing-masing.
"Kendalanya itu mengatur waktu, karena punya kesibukan masing-masing," ujarnya.
Syahirul berharap kegiatan seperti ini diperbanyak agar bisa dikenal masyarakat luas dan mengapresiasi para pelaku teater. (antara/ket/jpnn)
Ada filosofi hidup yang dihadirkan melalui pementasan teater "Sebuah Salah Paham" di NTB
Redaktur & Reporter : Ketut Efrata
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News