Ritual Mandik Pusake Masih Lestari di Lombok, Datang dari Seluruh Penjuru
"Biasanya dimandikan dengan air yang telah dicampur tujuh jenis bunga setaman. Setidaknya harus ada tiga jenis bunga yaitu bunga cempaka, sandat, dan mawar," sebutnya.
Makna lainnya dari ritual ini juga sebagai wujud kecintaan terhadap kebudayaan yang telah diturunkan oleh orang terdahulu.
"Ini (keris-keris) kan barang bagus. Untuk memeliharanya itu jangan hanya disimpan dalam sarungnya saja," lanjutnya.
Dari ritual ini juga, keris-keris dari seluruh Lombok bisa diinventarisir dan lebih mudah untuk melacak keberadaannya di waktu mendatang.
"Kami catat satu per satu, namanya dan asalnya. Jadi, tahun depan bisa kita cek lagi mana yang tidak ada," ujarnya.
Awalnya, Miq Sajim mengaku mengadakan ritual ini di Lombok Barat hanya dalam skala kecil.
Namun seiring waktu, antusias pecinta budaya terutama pecinta keris semakin tinggi, dan sampai saat ini dalam sekali ritual bisa terkumpul ratusan keris untuk dimandikan.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat H. M. Fajar Taufik melihat ritual ini sebagai ajang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk dapat mencintai budaya lokal di Lombok.
Ritual kebudayaan Mandik Pusake masih dilestarikan di Lombok, benda ini datang dari seuruh penjuru
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News