Nasib Produk Lokal NTB di Era Modern
Pria yang akrab disapa Guru To'i ini mengaku ada sedikit kendala dalam adopsi beberapa pasal kaitan produk lokal terbentur UU Cipta Kerja, sehingga dikomunikasikan ke Kementerian Dalam Negeri.
Ia menyebutkan, agar produk UMKM daerah dapat diserap ritel modern makan harus memenuhi sejumlah persyaratan. Antara lain, memiliki sertifikat nasional Indonesia (SNI), terjamin kehalalan dan higienis dan lainnya.
"Kami mendorong NTB Mall untuk ikut mengatensi produk-produk UMKM ini, bisa menjadi stasiun produk lokal karena memiliki beragam katalog (produk UMKM)," kata Bang Yongki.
"Kenapa produk kita tidak bisa masuk di ritel modern karena produk UMKM tidak masuk ke katalog," sambung Guru To'i.
Menyinggung soal sistem pembayaran yang dilakukan ritel modern terhadap produk lokal ini, diakui menjadi faktor penting untuk keberlanjutan produk UMKM dipasarkan di ritel modern.
Hal ini akan diakomodasi atau didorong dalam peraturan Gubernur.
"Sekarang ini kita pikirkan survive-nya UMKM kita, terakomodir-nya mereka di ritel modern lebih banyak lagi. Nanti ini jadi masukan dan kita dorong dalam Pergub," katanya. (antara/ket/jpnn)
Nasib produk lokal UMKM NTB di era modern ini harus diperjuangkan
Redaktur & Reporter : Ni Ketut Efrata Fransiska
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News