Karena Ikan Tongkol, Nelayan harus Diselamatkan dari Kenaikan BBM
Hasil tangkapan ikan nelayan di Mataram mencapai 2.200 ton per tahun, dengan jenis ikan yang dihasilkan 80 persen ikan tongkol, sisanya jenis ikan karang seperti kerapu dan lainnya.
Lebih jauh Irwan mengatakan, kenaikan BBM juga akan berdampak pada hasil tangkapan nelayan, sebab daya tangkap dan produksi menurun.
"Biasanya sekali melaut nelayan mengisi BBM 30 liter, kini mengisi 20 liter," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya berharap usulan pemberian subsidi BBM bagi nelayan bisa direalisasikan oleh pemerintah.
"Hasil koordinasi kami dengan Hiswana Migas terhadap usulan subsidi BBM bagi nelayan, mereka sudah tindaklanjuti usulan kami dan kini menunggu jawaban dari pemerintah pusat," katanya.
Sementara, seorang nelayan asal Kota Mataram Abdul Salam mengatakan, solusi yang dilakukan untuk menghemat biaya operasional melaut dengan menggunakan kapal layar sehingga penggunaan bahan bakar bisa lebih hemat.
Selain itu para nelayan melihat musim, jika musim banyak ikan maka nelayan akan berlayar, tetapi kalau populasi ikan menurun maka nelayan tidak akan berlayar.
"Kami tidak asal turun melaut, agar tidak rugi. Semoga harga BBM dan kebutuhan pokok bisa segera stabil agar kita kembali melaut dengan normal," ujarnya. (antara/ket/jpnn)
Ikan tongkol dipercaya sebagai pemicu inflasi di Mataram, untuk itu para nelayan harus diselamatkan dari kenaikan harga BBM
Redaktur & Reporter : Ketut Efrata
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News