Pesan Toleransi dari Ni Ketut Mayoni, Lulusan Terbaik Magister UIN Mataram.. sstt Ia Nonmuslim

Namun, pada saat ingin melanjutkan kuliah S2, Ketut panggilan akrabnya merasa masih bingung mau mengambil kuliah di mana.
Sehingga, berdasarkan perhitungan jarak tempuh yang dilakukan dari Praya, Lombok Tengah ke Mataram, serta banyak teman yang melanjutkan ke UIN.
Dari sanalah ia menguatkan tekat untuk berkuliah di UIN Mataram.
"Sebelum itu, kami ijin dulu ke pihak kampus, yakni dekan, apakah boleh (mahasiswa) non muslim kuliah di sini. Setelah diperbolehkan, barulah saya masuk di sana," ungkapnya, Rabu (10/8).
Saat awal masuk kuliah, tepatnya di semester 1, terdapat mata kuliah Qur'an Hadist.
Di sana, ia menceritakan bahwa dosen tersebut tidak memaksakan harus ikut mata kuliah.
"Untuk mata kuliah itu (Qur'an Hadist), saya tidak dipaksakan untuk ikut, sehingga saya rasa toleransi di sini sangat kuat," jelasnya.
Lebih lanjut, dengan mengambil kuliah manajemen pendidikan Islam, kampung menekankan bukan pada ajaran agamanya, lebih kepada bagaimana manajemen tersebut diterapkan.
Saat awal masuk kuliah, ada mata kuliah Qur'an Hadist yang tidak wajib diikuti
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News