Alasan Penting Joki Cilik di Pacuan Kuda

Senin, 25 Juli 2022 – 15:37 WIB
Alasan Penting Joki Cilik di Pacuan Kuda - JPNN.com NTB
Sejumlah joki cilik memacu kuda mereka saat gelaran Pacuan Kuda Tradisional (Main Jaran) di arena pacu kuda di kawasan Penyaring, Moyo Utara, Sumbawa, NTB, Minggu (11/11). Olah raga rakyat yang melibatkan para joki cilik berusia 10 - 13 tahun itu merupakan salah satu tradisi yang masih bertahan di Pulau Sumbawa, NTB. (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki/Koz/Spt/12).

ntb.jpnn.com, SUMBAWA - Masalah pelarangan joki cilik, hingga kini terus bergulir.

Salah satu pembahasannya adalah terkait dengan keselamatan joki cilik.

Ketua Pengembangan Pacuan Kuda NTB Asdin mengatakan, adanya kritik atas joki cilik yang ramai diperbincangkan patut didengar dan dipertimbangkan.

Perlu diperhatikan juga kondisi kuda di NTB ini.

Ditekankan, bahwa joki cilik tidak masalah digunakan selama kegiatan yang dilangsungkan memperhatikan keamanan.

"Kami juga sudah membahas ini dengan Ketua Pordasi NTB. Untuk joki cilik ini kami batasi minimal usia 8 tahun. Kalaupun harus dipaksa menggunakan joki dewasa seperti tidak mungkin karena tidak sesuai dengan bobot kuda," katanya.

"Harusnya yang disorot itu anak-anak yang mengemis. Kalau joki cilik ini mereka hobi dan rerata mereka yang menjadi joki sudah memiliki bakat dari keturunan," sambungnya.

Disampaikan juga bahwa jumlah joki cilik di NTB ini hanya beberapa saja, kurang dari 40 orang dan itu-itu saja yang digunakan.

Ternyata begini alasan di balik penggunaan joki cilik pada tradisi Pacuan Kuda di NTB
Facebook JPNN.com NTB Twitter JPNN.com NTB Pinterest JPNN.com NTB Linkedin JPNN.com NTB Flipboard JPNN.com NTB Line JPNN.com NTB JPNN.com NTB

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News

TERPOPULER

PERIODE:   6 JAM 12 JAM 1 HARI 1 MINGGU

Maaf, saat ini data tidak tersedia