Nasib Honorer di Lombok Tengah Menyedihkan Curhatannya ke DPRD Bikin Hati Pilu
Ibu empat anak itu semakin khawatir ketika nantinya dirumahkan dan mengurus anak serta suami, tanpa memiliki penghasilan tambahan.
"Kami ini ada yang 30 tahun mengabdi tapi belum juga ada kejelasan. Lebih-lebih mendapatkan informasi honorer akan dihapus," ujarnya.
Pihaknya berharap agar bisa diakomodir melalui Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK), kalaupun tidak bisa lewat rekrutmen Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sumarni juga menceritakan bagaimana pihaknya saat pandemi Covid-19 merajalela dan para Nakes honorer selaku garda terdepan untuk turun ditengah lapangan dan membantu percepatan vaksinasi.
"Saat itu orang tidak berani keluar dan kami ini dipaksa untuk harus keluar," jelasnya.
Diakui, gaji dan insentif yang diterima pun masih jauh dari kata layak atas apa yang telah dilakukan.
"Kami juga menuntut bagaimana caranya agar sebagian dari APBD diberikan kepada para honorer yang sudah di SK-kan ini. Kami ingin merasakan APBD, mengingat saat ini di Loteng sudah berdiri sirkuit yang megah dan bandara internasional," paparnya.
Nasib ratusan honorer di Lombok Tengah sungguh menyedihkan, curhatannya ke DPRD memilukan hati
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News