NTB Rawan Gempa: Konstruksi Rumah Suku Sasak Jadi Solusi

Rabu, 18 Mei 2022 – 15:55 WIB
NTB Rawan Gempa: Konstruksi Rumah Suku Sasak Jadi Solusi - JPNN.com NTB
Tokoh masyarakat Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Sunting Mentas. (ANTARA/Akhyar)

ntb.jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Ini bisa menjadi salah satu solusi untuk ancaman gempa bumi yang sering terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB)

Demikian disampaikan tokoh masyarakat Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Lalu Sunting Mentas.

Pihaknya berharap kearifan budaya lokal harus dilestarikan dalam mengantisipasi ancaman gempa bumi, seperti konstruksi "rumah balai balak".

"Wilayah Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng besar yaitu Pasifik dan Indo-Australia berdampak terhadap tingginya potensi bencana termasuk di wilayah NTB, sehingga diperlukan kearifan lokal seperti dalam konstruksi bangunan," katanya di Praya, Rabu (18/5).

Ia mengatakan, peran kearifan budaya lokal dalam menghadapi atau memitigasi bencana sangat penting.

Konstruksi rumah Suku Sasak pada zaman dahulu dirancang tahan gempa, karena terbuat dari kayu dan bentuknya yang lancip seperti rumah tani yang memiliki teras depan dan rumah balai balak.
"Masyarakat dulu yakin bahwa rumah mereka tahan gempa, hanya saja saat ini bahan bangunan tidak sekuat dulu, sehingga sering kebakaran," katanya.

Anggota DPRD Lombok Tengah itu juga mengatakan, kemajuan zaman membuat konstruksi rumah masyarakat banyak berubah.

"Sekarang banyak bangunan permanen yang dibangun warga, tetapi tidak tahan gempa. Walau ada gedung besar yang dibangun, harus ada kearifan budaya lokal yang bisa dikolaborasikan," katanya.

NTB menjadi wilayah yang rawan gempa, salah satu solusinya adalah menggunakan konstruksi rumah Suku Sasak
Facebook JPNN.com NTB Twitter JPNN.com NTB Pinterest JPNN.com NTB Linkedin JPNN.com NTB Flipboard JPNN.com NTB Line JPNN.com NTB JPNN.com NTB

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News

TERPOPULER

PERIODE:   6 JAM 12 JAM 1 HARI 1 MINGGU

Maaf, saat ini data tidak tersedia