Luhut Binsar Tuai Protes, Tiket Candi Borobudur Tak Masuk Akal

Atau, siapa yang mendaftar lebih dahulu melalui aplikasi, dibolehkan naik.
Baca Juga:
"Akan lebih baik jika dikombinasikan antara yang datang lebih dahulu dengan yang mendaftar lebih dahulu melalui aplikasi, agar ada keadilan antara yang punya akses ke aplikasi dengan yang tidak," ujar anggota Komisi VI DPR itu.
Legislator daerah pemilihan (Dapil) Kalimantan Utara itu menyebut kebijakan menaikkan harga tiket Candi Borobudur terkesan lebih ke arah komersialisasi daripada konservasi.
Bagi Deddy, kebijakan itu tidak berpihak, karena pembeda untuk orang yang boleh berwisata ke situs warisan dunia itu adalah antara yang kaya dengan yang miskin.
"Orang miskin tidak akan mampu membayar harga tiket setinggi itu, apalagi bila datang dengan keluarga," ucapnya.
Harga tiket tersebut bisa lebih besar dari UMR buruh bila berkunjung dengan keluarga.
“Lalu apakah orang miskin tidak berhak untuk naik dan menikmati Candi Borobudur?” lanjut Deddy mempertanyakan.
Dia juga heran dengan alasan yang disampaikan Luhut Binsar tentang kenaikan harga tiket Candi Borobudur, yakni soal observasi.
Menko Marves Luhut Binsar menuai protes dari berbagai pihak yang menilai rencana kenaikan tiket ke Candi Borobudur tak masuk akal
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News