MotoGP di Mandalika Bukan Durian Runtuh, Duta Besar Turki: Sebagai Orang Lombok Saya Gelisah
"Biaya sosial tak masuk dalam hitungan mereka, karena itu urusan orang lokal," ucapnya.
Iqbal pun mengingatkan, wisata Senggigi dulu, yang dibangun di akhir 80-an dan 90-an.
Semua orang mengira akan ada durian runtuh yang menyelesaikan semua masalah.
Sudah puluhan tahun Kawasan itu ada dan semua masalah lokal masih tetap ada, ditambah lagi dengan masalah sosial baru akibat budaya baru yang dibawa oleh pariwisata yang masuk tanpa permisi.
"Ya budaya ini datang mengikuti kedatangan orang-orang asing tanpa kulo nuwun,"ucap alumni Ponpes Assalam, Solo ini.
Begitu juga dengan hadirnya bandara internasional di Kabupaten Lombok Tengah, semua orang tenggelam dalam euforia.
Semua pemimpin lokal baik formal maupun informal meletakkan harapan ke bandara tersebut untuk menyelesaikan semua masalah lokal.
"Setelah sekian tahun, masalah-masalah lokal tetap disitu-disitu saja, dan ditambah dengan masalah baru akibat meningkatnya mobilitas manusia yang membawa juga budaya-budaya dan peradaban luar ke masyarakat lokal," ujarya.
MotoGP di Mandalika menimbulkan keresahan, salah satunya dari Duta Besar Turki yang adalah putra daerah, ia mengaku gelisah
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com NTB di Google News